[7wonders] Mengenal Lebih Dekat Desa Kinahrejo

 
Apa yang membuat para blogger (termasuk gue) mengikuti lomba blog “Jelajah 7 Keajaiban Nusantara”? Yap, hadiah utama untuk trip ke 7 tempat itu semua. SEMUA, sob! Walaupun bagi gue, blog nggak hanya selalu tentang lomba. 


Jadi, kenapa lo ikutan, vin?
 
Gue ikutan karena menurut gue, ini adalah lomba blog yang wajib diikuti oleh blogger-blogger sejati kayak gue. Daihatsu dan Viva.co.id membuat lomba yang secara nggak sadar “menyuruh” kita semua untuk mencintai dan menjelajahi tempat-tempat wisata di Indonesia. 
 
Oh iya, gue nggak terlalu sering ikutan lomba blog. Karena gue harus mempertimbangkan tema yang dibahas dan gue pengen, gue menguasai materi pembahasannya. Seperti lomba blog yang sebelumnya yang gue ikuti, tentang rubik dan teknologi hijau. Hehe, flashback dikit.

Dari 7 tempat yang bisa dipilih, kenapa lo bahas Desa Kinahrejo, vin?
 
Jadi, ini lomba yang cocok buat gue untuk mengekspresikan — lewat tulisan — indahnya Desa Kinahrejo, Merapi. Iya, tentunya gue pernah ke tempat ini satu kali. Saat Study Tour yang diadakan sekolah gue tahun lalu. Beberapa cerita tentang perjalanan gue ke Bali, pengalaman mistis yang absurd saat di Jogja, dan sekarang, gue mengajak kalian untuk lebih mengenal Desa Kinahrejo ini. 
 
Sebenarnya, ini seperti sebuah kebetulan buat gue. Iya, gue baru saja pengen menulis cerita saat gue mendaki Gunung Merapi, dan mampir ke Desa Kinahrejo. Yang kebetulan secara tiba-tiba, gue menemukan lomba blog ini, dan memutuskan untuk ikutan. So, daripada kebanyakan basa-basi… yuk, ikutan sama gue untuk mengenal lebih dekat Desa Kinahrejo, Merapi!
 
“Iya, hari ini saya akan menjadi Tour Guide kalian. Saya akan menjadi Tour Guide kalian, dan memandu kalian untuk membaca tulisan — setengah absurd — yang sekaligus akan mengenalkan kalian dengan keindahan salah satu destinasi di Indonesia. Yuk, langsung aja!”
 
Gue akan mengawali ini dengan sebuah pertanyaan. Ingat letusan gunung Merapi tahun 2010 silam? Iya, banyak desa yang berada di kawah kaki gunung Merapi ini, termasuk Desa Kinahrejo, hancur pada saat itu. Desa Kinahrejo merupakan salah satu desa yang kerusakannya terparah. Kenapa? Iya, bener lagi. Karena desa ini adalah desa yang paling dekat dengan kaki Gunung Merapi. 
 
Gue nggak bisa ngebayangin, kalo saat letusan itu terjadi, gue ada disana. Mungkin bukan gue-lah yang akan mengetik postingan ini. Tapi yasudahlah…. 
 
Lanjut… Namun, letusan pada tahun 2010 itu nggak menghalangi keinginan penduduk sekitar untuk bangkit. Setelah mulai reda erupsi-nya, warga beserta relawan kembali membangun desa-desa yang hancur akibat letusan Gunung Merapi. Perlahan, Desa Kinahrejo ini bangkit kembali dan menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi kalo kita main-main ke Jogja. Mantep bener, kan? 
 
Sedikit flashback lagi, di postingan malam mistis absurd yang ini, sempet gue bahas kalo pagi harinya gue akan mendaki Gunung Merapi. Gue akan coba memulai ceritanya.
 
“Lah, daritadi tulisannya panjang. KAPAN MULAINYA?”
“Sabar… ini lagi dimulai, kok.”
 
Karena sebelumnya gue nggak bisa tidur (yang baca postingan mistis gue pasti tau kenapa), jadilah gue nongkrong-nongkrong di kamar bareng temen, sambil minum kopi. Kira-kira jam setengah lima pagi. Kita semua berkumpul di depan villa Taman Eden 2, untuk bersiap-siap melihat sunrise di Gunung Merapi. 
 
FYI dulu, desa Kinahrejo berada di kabupaten Sleman, provinsi Jogjakarta. Kalo dari kota Jogja-nya, kita akan menempuh waktu sekitar satu jam perjalanan. Kalo gue saranin, sih. Dateng pagi-pagi banget, deh. Kenapa? Kalo kesiangan, Gunung Merapi bakalan tertutup kabut. Dan itu tandanya, kita semua harus turun. Iya, waktu itu gue harus turun karena kabutnya udah lumayan banyak. Sekitar jam setengah sembilan pagi waktu itu. 


Dua bus kecil — gue lupa sebutannya apa — datang dan membawa kita semua untuk mendaki ke atas. Cuacanya saat itu? So pasti, dingin banget. Gue dan teman-teman yang lain diturunkan bus kecil itu, di salah satu pos yang sudah berada lumayan dekat dengan Gunung Merapi. Jadi, gue harus mendaki keatas lagi gitu. Rencananya juga gue akan mengunjungi rumah (alm) Mbah Maridjan. 

“Ketenaran Mbah Maridjan sebagai sosok juru kunci Gunung Merapi bahkan mengantarkannya menjadi bintang iklan sebuah produk minuman. Penampilannya dalam iklan tersebut merupakan pencitraan dari sosoknya yang pemberani. Tidak hanya itu,  nyatanya ia memang tokoh berpengaruh di Desa Kinahrejo. Ketika terjadi erupsi Gunung Merapi, penduduk Kinahrejo tidak akan beranjak untuk mengungsi jika belum diperintahkan Mbah Maridjan. Walaupun beliau sudah tiada namun sosoknya akan terus melekat dengan keberadaan Gunung Merapi dan Desa Kinahrejo. Tahun 2011 lalu, Mbah Maridjan menerima penghargaan Anugerah Budaya dari Pemerintahan Provinsi DIY karena upayanya melestarikan adat dan tradisi yang ada di sekitar Gunung Merapi.” – dikutip dari (indonesia.travel).


Mbah Maridjan lahir dan besar di desa Kinahrejo pada 5 Februari 1927, saat Indonesia belum merdeka. Beliau merupakan juru kunci Gunung Merapi sejak tahun 1982, dan berakhir pada 2010 lalu karena turut menjadi salah satu korban erupsi Gunung Merapi. 🙁


Mbah Maridjan dimakamkan di Srumen, Glagaharjo atau sekitar 5 km dari desa Kinahrejo. Oke, sekarang gue coba membuat kalian merasakan apa yang gue lihat, ya, pagi itu. Lewat gambar (klik aja biar bisa dilihat lebih jelas).

 
 





Men, pemandang di belakangnya indah banget!
 
Gue ikutan eksis dong di Gunung Merapi.


Gue yang ketiga dari kiri.


Di rumah (alm) Mbah Maridjan.
 
Sebelum sampai di desa Kinahrejo, di pinggir jalan, akan terlihat sungai dengan tebing-tebingnya yang curam. Itu adalah kali Gendol.
 
Dari desa Kinahrejo, kita bisa melihat puncak Gunung Merapi dari dekat. Yap, selain itu, banyak pemandangan indah yang bisa kita lihat. 

Apa aja tuh, vin? 


Ada sisa terjangan lava berupa lautan pasir dan batu. Ada reruntuhan rumah yang tersapu awan panas, dan tentunya, ada juga rumah (alm) Mbah Maridjan. Desa Kinahrejo ditinggali penduduk yang menjadikan Gunung Merapi ini sebagai penopang hidup mereka. 


Kok bisa, vin? 


Iya bisa, itu karena tanah di sekitar Gunung Merapi subur untuk bercocok tanam. Subur… ini gaya kamu, kan? Eh bukan… Kesuburan tanah ini berasal dari abu vulkanik yang  banyak mengandung mineral. Nggak hanya itu, desa ini juga memiliki tujuh mata air dan atraksi budaya terkenal, yang dikenal dengan nama Labuhan.


 

Di desa Kinahrejo, kalian bisa menyaksikan indahnya matahari terbit dari kejauhan. Bagi kalian yang nggak pengen mendaki Gunung Merapi, maka kalian bisa menyaksikan indahnya gunung tersebut dari Desa Kinahrejo. Pengen keliling Desa Kinahrejo? Tenang, disini ada motor yang siap nganterin kalian.

Di desa Kinahrejo, terdapat Warung Kinah yang pas semasa erupsi, digunakan sebagai dapur umum bagi para pengungsi. Ada juga pondok kenang-kenangan. Iya, pondok kenang-kenangan ini adalah pusat informasi Napak Tilas Kinahrejo, sekaligus tempat penjualan bermacam-macam souvenir buatan warga Kinahrejo. Dan yang perlu kalian ketahui, hasil penjualan souvenir tersebut akan dikumpulkan untuk membiayai pembangunan kembali Desa Kinahrejo yang baru! Wow!


Oke, cukup sedikit cerita gue tentang Desa Kinahrejo yang indah banget ini. Yuk, sekarang gue jelasin dikit tentang atraksi budaya yang dikenal dengan nama Labuhan.



Upacara Labuhan ini menandakan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur yang menjaga Gunung Merapi. Upacara ini juga merupakan perwujudan doa persembahan kepada Tuhan atas rahmat dan anugerah yang diberikan kepada kraton dan rakyatnya. 


Upacara Labuhan merupakan upacara adat yang disakralkan masyarakat Jogja, dan sekitar Gunung Merapi, serta dilakukan oleh para abdi dalam kraton dan rakyatnya. Dan yang paling keren, upacara ini merupakan salah satu daya tarik wisata bagi para turis asing, untuk lebih mengenal kebudayaan milik Jogjakarta. 


Yap, turis asing terkagum-kagum melihatnya. Nggak sedikit turis asing yang berbondong-bondong datang ke Jogja hanya untuk melihat ini. Hal ini terlihat saat pagelaran upacara adat Labuhan. Dari Mesir sampe Amerika Serikat, para turis asing menyaksikan upacara ini dengan antusias. 


 

“Dari rilis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Rabu (12/6/2013), para turis yang meramaikan acara upacara adat Labuhan Merapi berasal dari Spanyol, Prancis, Polandia, Mesir, India, Australia, Ekuado, hingga AS. Mereka menyaksikan upacara tersebut yang digelar di Kawasan Kinahrejo Cangkringan, Sleman pada Senin (11/6) lalu.” – dikutip dari (travel.detik.com)

Wuidih… Indonesia nggak hanya Bali doang, kan? :))

Turis-turis asing aja rela jauh-jauh dateng dari negaranya untuk menyaksikan budaya kita. Ya, tugas kita sekarang adalah melestarikan budaya kita sendiri di Indonesia, biar anak cucu kita nanti nggak cuman sekedar tahu dari cerita “Dulu jaman kakek, masih ada ini loh…


Tapi gue coba ajak kalian untuk “Yuk, kita lestarikan! Kalo bukan kita, siapa lagi? Kita harus bangga dengan budaya negara kita yang kaya ini!“. Tujuan gue ngetik postingan ini (selain dalam rangka lomba blog) adalah untuk menunjukkan kepada kalian, betapa kaya-nya sih Indonesia ini? Iya, Indonesia menurut gue mempunyai sejuta pesona keajaiban yang belum kita tau semua. Melalui tulisan ini, gue cuman menyampaikan apa yang gue tau tentang Desa Kinahrejo, Merapi. Sebelum kita mencintai orang lain, ada baiknya kita mencintai diri sendiri. Begitu juga dengan Indonesia. Sebelum mencintai kebudayaan negara lain, ada baiknya kita harus mencintai kebudayaan negara kita sendiri dulu, INDONESIA.



Wah… udah panjang banget nih cerita gue. Gue berharap semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua, nggak cuman asal panjang. Masih ada 6 tempat yang belum gue bahas, selain belum terlalu nguasain, karena belum pernah ngunjungin tempat-tempat itu semua juga. Hehe, lagian juga dalam lomba, cuman ditugaskan nyeritain satu tempat. Oke, gue eksis sekali lagi di desa Kinahrejo!



Blogger dari Jakarta yang sedang nyasar di Jogja. 


Yak, sebagai penutup. Jangan lupa nih mampir ke website Daihatsu di sini, like fanpage facebooknya (Indonesia) di sini, dan yang terakhir, jangan lupa follow akun twitternya @DaihatsuInd dan @Viva_log. Sekalian nih, main-main ke website Viva_log di sini.



Mendadak, gue jadi kayak sales aja. Bahaha.


Masih ada 6 destinasi lainnya yang harus kalian tau; Pantai Sawarna, Tengger (Bromo), Plengkung (Alas Purwo), Desa Sade Rambitan (Lombok), Dompu (NTB), dan Pulau Komodo. Dan, 5 blogger terpilih nanti bakalan diajak keliling Nusantara mengunjungi ketujuh destinasi itu naik DAIHATSU TERIOS! Wow banget, sob!


Postingan ini gue buat dalam rangka lomba blog dari Daihatsu dan Viva.co.id. Mau ikutan? Klik banner dibawah ini aja, sob! Oh iya, sebelum posting artikel-nya, ada baiknya biasain baca syarat dan ketentuan-nya dulu ya :)) 


Sekian, dan sampai jumpa~ 



Mau dapet email setiap ada postingan baru?


This Post Has 30 Comments

  1. Unknown

    Lengkap bener ulasannya -__-
    semoga bisa menang lagi yak, barengan tentunya 😀

  2. Unknown

    Gue kemaren sempet baca nih lomba. Rada ragu, belum pernah dateng ke tempat2 itu. Palingan pulau komodo doang. Hahaa

    1. Kevin Anggara

      Wah, pernah kesitu? Keren banget. Gue cuman pernah kesini, itu juga Study Tour bareng sekolah.

    2. Ridhwan Ka

      Gue belum pernah kesalah satu dari kota-kota itu *miris hikss

  3. Unknown

    Merapi mmg berjuta pesona …

    1. Kevin Anggara

      Yap. Masih banyak keajaiban lain yang tersembunyi di Indonesia ini. Nggak cuman Merapi aja :))

    1. Unknown

      Wkwkwk, jadi inget gue dulu..

  4. Indra Kusuma Sejati

    Pesona merapi pasca erupsi banyak meninggalkan kesan yang menarik untuk diikuti, dari cerita masyarakatnya yang bertahan dan bangkit, hingga budaya yang dilatar belakangi pesona keindahan pemandangan alam merapi. Semoga semakin banyak anak negeri yang mencintai budaya bangsa Indonesia sehingga dapat dilestarikan ke setiap generasi penerus.

    Salam wisata

    1. Kevin Anggara

      Wohoo bener, harus semakin banyak nih generasi penerus bangsa yang mencintai budayanya sendiri~

  5. Kresnoadi DH

    Semoga menang dan bisa songong lagi ya vin. Amin. 😀

    1. Kevin Anggara

      Menang-nya amin, jangan songong dong hahaha 😀

  6. Unknown

    Sebelumnya saya turut berduka cita atas bencana Merapi tersebut. Semoga saudara-saudara kita yang menjadi korban dari bencana tersebut diberi ketabahan, kesabaran, dan kekuatan untuk menghadapi musibah ini. Amin.
    Reviewnya cukup bermanfaat nih apalagi buat para traveler indonesia yang ingin lebih mengetahui kondisi kawasan tersebut setelah musibah tersebut terjadi.
    Permisi saya mau share info tujuan wisata nih , di mohon komentarnya yang membangun. http://resturamadhandream.blogspot.com/2013/08/7-wonders-plengkung-alas-purwo.html

    1. Kevin Anggara

      Amin.
      Makasih, hehe. Ini tulisannya berdasarkan apa yang saya tau doang 😀

  7. Anonim

    Tulisannya seru juga, nih, jadi enggak ngebosenin dibaca.
    Good luck buat lombanya! m/

  8. afrizal ramadhan

    keren sob tulisanya, renyah, semoga sukses sob sib

  9. Annisa Dewi

    itu lo kesana sekitar jam berapa? puncak merapi bisa keliatan jelas gitu..
    gue kemaren barusan kesana dan berkabut 🙁

    1. Kevin Anggara

      Haha, sekitar jam 6-7 pagi kalo nggak salah :))

  10. Sarah Puspita

    Jadi pingin ke sana. *masukin bucket list* *liat kalender kapan bisa cuti*

    Yay, nice post! 😀

    1. Kevin Anggara

      Gue dong udah ke tempat ini hahaha 😀

Comments are closed.