Belajar Menghargai
 
 

Kadang gue nggak habis pikir sama beberapa orang yang nggak bisa menghargai sesuatu. Mungkin tiap pelajaran budi pekerti, orang-orang ini bolos ke kantin. Makanya cuma bisa nyela usaha orang dalam membuat sesuatu. Nggak bisa menghargai. Padahal, mereka belum tentu bisa melakukan hal yang sama. Dan gue yakin, kerjaan mereka paling cuma nonton sinetron sambil makan kuaci.

 
Pede adalah salah satu cara menghargai karya kalian sendiri. Makanya setiap berkarya, gue pasti pede. Dan nggak jarang, usaha gue ini nggak dihargai. Oleh orang-orang yang kerjaannya nonton sinetron sambil makan kuaci tadi. Entah males mencari tau atau nggak punya referensi. Bikin video nge-game dibilang ngikutin PewDiePie. Bikin video ada efeknya dikit dibilang ngikutin Zach King.
 
Padahal isinya beda. Serba salah.
 
Dibilang niru, plagiat, nggak kreatif, dan lainnya. Emang sih, mereka yang “mempopulerkan”. Bukan berarti kita nggak boleh melakukan hal yang sama, kan? Contohnya gue makan nasi. Bukan berarti lu nggak boleh makan nasi juga, kan? Gue makan nasi pake tangan, lu juga makan nasi pake tangan. Gue makan nasi pake ayam, lu juga makan nasi pake ayam. Oh, nggak kreatif? Yang kreatif gimana? Makan nasi sambil main gitar? Itu bukan kreatif, tapi kurang kerjaan.
 

Menurut gue nggak ada yang original di dunia ini. Semuanya itu cuma inovasi dari hal yang udah ada. Bayangin deh, dari sekian banyaknya manusia di bumi, masa nggak ada yang sepemikiran dengan kita? Banyak. Banget. Yang membedakan menurut gue cuma bentuk penyampaiannya.


Gue pernah remake salah satu video Zach King yang rubik’s grenade. Sempet seneng juga pas Zach King-nya nge-like video itu. Dan video itu terbilang sukses membuat orang bertanya-tanya gimana cara bikinnya. Gue udah tulis bahwa video gue itu remake dari Zach King, dan ada aja manusia yang bilang gue plagiat, gue niru, nggak kreatif. Entah males baca atau gimana. Jelas banget ada tulisannya remake (membuat kembali). Udah dijelasin, di bawahnya ada lagi yang bilang plagiat.


Ini males baca atau gara-gara kebanyakan makan kuaci?


Nggak semua yang remake itu udah pasti nggak kreatif. Kreativitas seseorang itu nggak harus original. Yang penting pengembangan dan cara penyampaiannya berbeda. Justru inovasi itu malah bisa bikin yang baru lebih baik dari yang sebelumnya, yang original. Tapi, masih banyak orang yang belum paham. Ketimbang menghargai, mereka lebih memilih untuk mengomentari.


Iya, mereka nggak harus bisa melakukan hal yang sama buat mengomentari. Bebas. Mereka punya hak. Tapi, daripada mengomentari aja tanpa berbuat apa-apa, kenapa nggak belajar buat menghargai? Lebih baik daripada nonton sinetron sambil makan kuaci. Karena menghargai orang lain itu sama artinya dengan menghargai diri sendiri. Berhenti mengomentari, belajar menghargai.



“We were born to appreciate everything, not to complain any little things.” – Cyrile Dayao.

Mau dapet email setiap ada postingan baru?


This Post Has 59 Comments

  1. yippie

    Bener banget doh

  2. VALENT

    Gue uda sering liat video lo nampang di explore, lucu levelnya mash menghibur – belom ketawa akut, sampe koprol- tapi kemaren temen gue liat video lo ketawa samp nangis hHAHAHAHAHA ya pin, org femes gajauh2 dari haters. Kadang ada haters yg rasanya pengen lo sumpelin sandal, ada juga yang membangun. Jadi, tetap semangat -pake h- (read: semangath-biar greget- /oke gapenting-_-/) dalam berkarya. Gue tunggu video2 lo yg bakal bikin temen gue nangis wkwkwk

  3. Unknown

    setuju,gak semuanya harus original,walaupun ada plagiat tapi cara penyampaiannya berbeda,yang sabar ya namanya juga hidup pasti ada aja masalah 🙂

  4. Jefferson L

    menghargai itu emang pneting.
    karena menghargai adalah bagian dari mensyukuri.

  5. Unknown

    kak, bikin toturial ngeblog dong, buat newbie kayak aku yang amatir2 gituu

  6. Marlon Alamo

    Mengomentari miring, tanpa berbuat apa-apa. Dia orang minder tuh, karena mereka nggak bisa membuat sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang innovatif.

    Iri seharusnya diarahkan ke positif. Contohnya, "Kreasi anda bagus, saya ingin bisa, maukah anda mengajari saya?. Please… ajari saya ya.. ". hehe..itu akan lebih bagus.

    Apa arti hidop, kalu cuma nonton dan komentar miring tanpa bukti kerja nyata. Kualitas mereka sudah jelas.

    Cuekin aja bro., usah hirau. Buang-buang energy, waktu buat orang nggak berkualitas. Ah sudahlah.. mending kita meneruskan hoby karya masing-masing dari kita.

    Salam Blogger. terus berkarya.

  7. Unknown

    setuju deh sama kaka :D, cuekin aja kata negatif dari mereka. 😀

  8. Unknown

    emang sekarang jarang banget kok org yg bisa menghargai, bisanya komen mulu yg kdg gaada landasan ilmunya wkwk. nice post kak

  9. Aan.

    Ga ada tombol like ya?

  10. Unknown

    bukannya setiap tindakan prilaku kita itu berawal dari meniru… coba kita hela nafas sejenak dan ingat saat kita di lahirkan.. so… kita dari awal niruin bilang 'mamah', papah, dll.. truss niruin cara jalan, niruin cara ngomong dll.. mengkin juga meniru itu sebenarnya sebagai referensi… lo gimana bisa mau niru sesuatu tapi sesuatu itu gak ada ? artinya itu membuat sesuatu yang baru.. itulah kreatifitas… apa kreatifitas hanya milik seseorang ? tentu tidak, seseorang meniru seseorang untuk melebihi sesuatu yang ditirunya atau mencoba melakukan hal sama dengan yang dilakukan seseorang hanya untuk mencoba, dan mengetes kreatifitas kita… adanya kreatifitas justru wajib ditiru.. dengan saling meniru diharapkan muncul inovasi baru sehingga kreatifitas tersebut menjadi terus berkembang dan berkembang

  11. Unknown

    Gue setuju.kita emang harus belajar menghargai.lebih baik menghargai dari pada mengomentari

  12. Mukhsin Pro

    Setuju banget.. Kreatif bukan berarti kita harus membuat sesuatu yang baru, tetapi kita bisa berinovasi dengan yang sudah ada.

  13. Unknown

    Yah lu masih mending karya lu ada yang nyela. Kalo gue malah gak ada padahal gue butuh apresiasi entah apa pun itu. Dia nyela karya lo otomatis kan dia juga udah liat karya lo

Comments are closed.