What can you do to create an ideal world for yourself and others?
Jadi pemimpin itu susah, setidaknya itu yang gue rasakan ketika menjadi ketua OSIS pas SMP. Gue juga bingung kenapa gue jadi ketua OSIS, tapi yang jelas gue nggak suka in-charge akan sesuatu punya tanggung jawab besar. Beda ya sama nggak mau bertanggung jawab atau lari dari situ.
Ya, gue pengin jadi biasa-biasa aja.
Gue merasa udah turut berpartisipasi di dalam kelompok masyarakat dengan menjadi orang yang pasif karena semuanya ada porsi masing-masing. Dalam arti, udah ada orang-orang lainnya yang aktif dan bersedia in-charge, ya gue jadi pelengkap aja di komunitas itu. Kalo semuanya aktif dan pengin jadi pemimpin, yang ada bakalan kacau.
Kecuali jika kepentingan pribadi udah “terserang”, mungkin gue akan take action.
Seperti konten video gue di YouTube yang berjudul Sedotan, itu datang dari keresahan gue kepada orang-orang yang memandang sebelah mata mereka yang masih pake sedotan plastik. Setelah melakukan riset, ternyata penyumbang terbesar sampah plastik di laut ya bukan dari sedotan plastik melainkan jaring-jaring ikan yang udah dibuang. Jadi gue merasa, selama gue menggunakan sedotan plastik dan nggak membuang sampahnya sembarangan, gue nggak turut berpartisipasi dalam menyumbang sampah plastik di laut.
Kalo lu mau pake sedotan selain plastik dan stop penggunaan sedotan plastik demi cinta lu terhadap lingkungan, silakan. Kalo gue sih mau pake sedotan plastik buat minum Tehbotol yang ada di botol kaca misalnya. Yang penting gue nggak buang sampah sembarangan. Kontribusi gue dalam menjaga lingkungan cukup di situ, bukan dinilai dari gue pake sedotan plastik atau nggak.
Ini kenapa malah ngomongin sedotan, ya?
Nah, sekarang apa yang bisa gue lakukan untuk membuat dunia ideal untuk gue dan sekitar? Berpartisipasi dengan apa yang gue bisa dan gue yakini aja, sih. Misalnya, gue nggak mau nungguin orang yang datangnya terlambat, maka dari itu gue sendiri juga nggak boleh terlambat dan membuat orang lain nungguin gue. Perlakukan orang sebagaimana lu ingin diperlakukan.
Terdengar sangat individualistis memang. Gue baru akan bergerak ketika gue merasa sebuah kegiatan itu penting untuk gue lakukan. Tapi kalo konteksnya menolong orang di situasi yang nggak memungkinkan gue untuk berpikir itu penting atau nggak, badan ini akan dengan sendirinya bergerak karena sebagai manusia, gue juga punya rasa kepedulian terhadap sekitar. Nggak melulu soal gue doang.
Jadi, setelah baca tulisan ini, apakah lu bisa tau gue setuju atau nggak dengan Infinite Tsukuyomi yang ingin diwujudkan Madara? Hmm.. jawabannya adalah..
Tulisan ini adalah bagian dari 30 Day Writing Challenge, di mana gue akan menantang diri sendiri untuk menulis dari topik-topik yang sudah disiapkan selama 30 hari penuh.
This Post Has 7 Comments
Rasengan!!!
Nggak nyesel gue ngeluangin waktu demi baca blognya kevin. Thanks kevin.
Emng udah bener lu jadi iciraku ramen bang
Kagebunshin no jutsu. . .
Rekomendasi anime yg lgi lu tonton akhir² ni bang, apaan?
up
Enak juga pagi pagi gini baca blognya kevin
Comments are closed.