Selama kurang lebih 3 tahun nge-blog, gue udah ngalamin yang namanya: blog sepi, nggak ada komentar, dan yang paling pahit, nggak ada yang baca tulisan gue. Padahal, dengan tindakan sederhana kayak ninggalin komentar sebagai bentuk apresiasi, itu udah jadi pompaan semangat bagi gue biar terus nge-blog dan nge-blog lagi.

Blog sepi, gue cari tau kenapa itu bisa terjadi. Mungkin, tulisan gue kurang bagus. Makanya gue belajar dan terus belajar biar bisa nulis yang bagus. Semakin sering nulis, tulisan gue jadi berkembang. Masih sepi. Mungkin, promosi gue kurang sering. Makanya gue promosi postingan blog gue di semua sosial media yang gue punya. Sesering mungkin. Masih sepi. Mungkin, gue harus coba mengapresiasi orang-orang duluan dengan cara ninggalin komentar. Makanya gue blogwalking ke sana-sini, baca tulisan orang-orang, lalu belajar dari itu semua. Masih sepi. Nyerah? Putus asa? Angkat tangan? Nggak. Gue ulang terus.

Terus. Terus. Terus.

Mantengin statistik blog, ngeliat pageview yang naik turun dengan labil. Kadang bisa ratusan, kadang cuma puluhan. Awal-awal nge-blog, pageview konsisten sepi. Nyerah? Putus asa? Angkat tangan? Nggak. Saat-saat di mana gue rajin nulis, promosi, blogwalking, tapi blog masih sepi, adalah tahap-tahap sulit yang harus gue lewati. Banyak orang gugur di tahap ini. Tahap yang menentukan, setelah ini, mau lanjut apa berhenti?


Tahun 2012 adalah tahun di mana gue mengalami masa sulit itu. Hampir putus asa, tapi gue inget udah berusaha. Gue percaya hasil dari usaha nggak akan pernah bohong. Makanya gue coba menepis itu semua, lalu berhenti bertanya dalam hati, karena saat itu gue butuh apresiasi. “Apa aja yang udah para pengunjung dan pembaca blog kasih ke gue?”. Pertanyaan itu ue balik di awal tahun 2013.


“Apa aja yang udah gue kasih ke pengunjung dan pembaca blog gue?”


Gue berpikir sejenak…


Lalu, gue ingin mulai menjawab pertanyaan itu dengan satu kata: konsisten. Iya, awal tahun 2013, tepatnya bulan Februari, gue mulai konsisten untuk nge-blog minimal seminggu sekali. Pada awalnya, emang susah dijalanin. Tapi kalo udah niat, gue pun jadi yakin. Makin ke sini, gue coba untuk nantang diri gue sendiri. Selama seminggu, gue harus bisa nulis satu postingan. Masa iya, dalam 168 jam, gue nggak bisa nulis satu postingan? Masa waktu sebanyak itu kurang? Ngapain aja gue selama itu?


Berkat tertantang oleh diri sendiri, gue secara nggak sadar udah menjadikan nulis sebagai sebuah kebiasaan. Walaupun di balik itu semua, kadang gue masih ngerasa berat, tapi gue selalu berusaha semampunya untuk memberikan ini kepada para pengunjung dan pembaca. Gue udah nggak terlalu mikirin apresiasi, yang penting gue udah bisa memberikan sepenuh hati. Sesuatu yang dilakukan dengan hati, akan diterima oleh hati juga. Sesuatu yang dilakukan dengan hati, pasti akan berarti. Dan yang paling penting:

Sesuatu yang dilakukan dengan hati, nggak akan pernah sia-sia.


Lama-kelamaan, apresiasi itu datang dengan sendirinya. Mulai muncul satu demi satu komentar. Pageview yang mulai stabil dan makin lama makin naik. Gue udah ngalamin yang namanya pageview stabil di 10, 50, 100, 200, 500, bertambah, bertambah, bertambah, dan sekarang, per hari blog gue bisa mencapai sekitar 2,000 pageview. Semuanya mengalir begitu aja. Sebuah pencapaian yang nggak pernah gue sangka, bisa melebihi ekspektasi gue. Buat sebuah blog personal, gue rasa itu angka yang cukup tinggi. Seneng rasanya, dalam sehari ada 2,000 akses masuk ke blog gue. Nggak akan gini ceritanya, kalo waktu itu gue putus asa.


Pageview blog kevinanggara.com

Puas? Belum. Karena kalo gue puas hanya sampe di sini, jalan menuju pencapaian berikutnya akan tertutup. Setiap ngeliat blog lain yang lebih rame, gue ngiri, tapi gue termotivasi buat mencapai hal itu. Setiap dikritik, gue jadiin itu motivasi juga, biar gue bisa belajar untuk jadi lebih baik dari yang sebelumnya.


Dan, di sinilah gue sekarang… terus berjuang demi sebuah pencapaian lainnya. Pencapaian itu bukan orang lain yang nilai. Tapi gimana gue bisa menikmati, berusaha, lalu bersyukur. Itu yang dicari. Gue harus bangga sama pencapaian yang udah gue lewati, karena itu salah satu cara menghargai diri sendiri. Jadi kalo ada orang yang bangga karena pencapaiannya, itu bukan berarti mereka sombong. Itu adalah cara mereka untuk menghargai dirinya sendiri.


Jangan lupa untuk rendah diri, bersyukur terhadap segala pencapaian yang udah dilewati.

Mau dapet email setiap ada postingan baru?


This Post Has 103 Comments

  1. Unknown

    Kata-katanya kaya yg ada di salah satu vlog deh ๐Ÿ˜€ ,, kalau ga salah yg vlog "ngomongin blog" ,
    Baru nyadar, padahal udh lama ๐Ÿ˜€

  2. Anonim

    Salut!! sayang merasa gak punya bakat nulis hh :v

  3. Unknown

    Keren mas. Jadi kemotivasi. Emang sih klo bikin postingan mendingan sedikit-sedikit dan sesering mungkin. Jadi yah, ibaratnya biar disangka "masih hidup" gitu.
    Promosi, okelah itu uda pasti.
    Tapi aku masih bingung tentang hubungan antara sering ninggalin komentar di postingan orang sama kenaikan statistik blog. Emang ada yang mau kepo sama jati diri kita ya??

  4. Yasara Madda

    two thumbs up kevin!

  5. Uknown

    Salut…

  6. Muhamad Zidan

    big salute!

  7. Fadillah Nugroho

    Emang harus usaha maksimal dan konsisten ya ! Makasih bang, jadi makin termotivasi tetap nulis di blog yang kadang pengunjungnya kurang dari satu kelas.

    Namanya proses๐Ÿ˜

Comments are closed.