22 September 2013
Pukul 04.00 pagi, gue bangun dan bersiap-siap untuk mandi. Semua anggota keluarga gue yang hari ini akan liburan juga sedang bersiap-siap. Setelah semua persiapan selesai, kami berenam (gue, nenek, adiknya kakek, tante, kakak sepupu gue yang kembar) pergi ke bandara. Nyampe-nyampe sekitar pukul 06.00. Pesawat yang kami naiki akan lepas landas pukul 07.15. Ada jeda waktu selama satu jam lebih lima belas menit. Di saat seperti ini, memang sih lebih baik datang kepagian daripada datang kesiangan. Udah lumayan lama nungguin, boarding room pun akhirnya dibuka. Masih sambil menunggu pesawat lepas landas, gue menghabiskan waktu dengan memainkan rubik yang sengaja gue bawa. Dari yang 3×3, sampai yang 5×5.


Keesokan harinya, seharusnya gue sekolah. Tapi karena mau liburan, makanya harus izin dulu. Setelah bosan memainkan rubik, gue ngebayangin teman-teman gue yang besok harus bangun pagi, mandi dengan air dingin, terus duduk di bangku sekolah sampai siang hari. Sementara gue, akan menikmati liburan dalam beberapa jam ke depan, selama seminggu penuh. Tentunya, tanpa harus repot memikirkan tugas-tugas di sekolah. Ha. Ha. Ha.


***
 
Pesawat yang gue tumpangi baru aja mendarat di bandara Changi Airport, Singapore. Setelah mendarat, hal pertama yang gue lakukan adalah mencari WC. Kebelet. Ransel yang gue bawa terasa enteng di situasi seperti ini. Kecepatan memang berbanding lurus dengan tingkat kebelet seseorang. Makin kebelet, makin cepatlah kecepatannya untuk mencari WC terdekat. Iya, mungkin penemuan ini bisa dinamakan “Hukum Kebelet” dan dimasukkan ke dalam materi Fisika untuk kurikulum tahun depan. Kecepatan = tingkat kebelet x jarak WC terdekat.
 

Setelah menemukan WC terdekat, gue segera masuk dan menyelesaikan panggilan alam ini sampai tuntas. Sementara keluarga menunggu di luar WC. Beberapa ada yang jaga koper, beberapa juga ada yang ikutan ke WC. Selesainya, gue langsung ngisi air minum di depan WC. Ada semacam wastafel yang airnya bisa langsung diminum. Wastafelnya keren, guenya norak.


Changi Airport
 
Dari bandara, gue langsung menuju ke Harbour Front menggunakan taksi. Perjalanan kurang lebih memakan waktu sekitar 15 menit aja (kalo gue nggak salah inget). Harbour Front ini adalah semacam shopping mall yang jadi satu dengan pelabuhan feri dan pesiar. Sesampainya di sana, kami lalu menunggu pesiar yang akan datang kira-kira pukul 01.00 siang. Sambil menunggu, kami jalan-jalan di sana dan liat-liat aja. Abis kalo beli, mahal.
 

Intinya, rombongan yang akan naik pesiar nanti harus udah ada di Harbour Front satu jam sebelum pesiarnya datang. Gue menunggu di tempat duduk yang udah disediakan. Sambil jagain koper. Yang lain pada sibuk jalan-jalan dan (masih) liat-liat dari toko satu ke toko lainnya. Dari tempat duduk masih kosong, sampai udah penuh semua. Sempet diusir karena ternyata tempat duduknya belum dibuka tapi gue udah main masuk aja. Terpaksa berdiri nungguin. Sambil jagain koper. Saat pesiar datang nanti, baru deh diatur lagi.


Harbour Front
  
Kakak sepupu gue yang kembar, dua-duanya nggak ikut naik pesiar karena pengin bebas jalan-jalan selama di sini. Jadilah gue hanya berempat di atas pesiar nanti. Ini kali keduanya gue naik pesiar yang mempunyai nama SuperStar Virgo. Pertama kali pas umur 13 tahun, saat masih belum punya blog sebagai wadah untuk menceritakannya. Sampai udah punya blog, dan akhirnya kesampean juga mau nyeritain. Singkat cerita, pesiar udah datang dan menurunkan para penumpang sebelumnya. Kami semua yang nungguin pesiar dari tadi diarahkan biar masuknya nanti tertib dan nggak dorong-dorongan. Di sebuah lorong (atau sebut saja jembatan) antara Harbour Front dan pesiar, kami udah langsung disambut oleh kru-kru penghibur di pesiar.
 
Jangan bayangin kami disambut dengan atraksi ekstrim seperti menelan bara api atau dilemparin tepung. Nggak, nggak kayak gitu. Para kru pesiar, cowok dan cewek yang cakep-cakep, menyambut kami dengan sangat ramah. Ngajak foto bareng, terus nanti fotonya dicetak dan bisa dibeli di dalam pesiar. Tentunya, kesempatan ini nggak gue lewatin begitu aja.
 
Sampai di pesiar, gue langsung menuju ke kamar yang berada di lantai 6. Pesiar SuperStar Virgo yang gue naiki ini melayani rute dari Singapore – Thailand (Phuket) – Malaysia (Langkawi) – Singapore. Pesiar dengan 13 lantai ini mempunyai panjang sekitar 268 meter dan lebar 32 meter. Jadi, bayangin kalo dipake buat main bentengan. Yang ada, belum nyampe benteng lawan, udah kecapean duluan. Mau naik turunnya juga tinggal milih, ingin dengan lift atau tangga.
 
Isi pesiar ini mirip banget sama hotel. Disusun sedemikian rupa sampai-sampai yang naik bisa nggak nyadar kalo mereka lagi ada di dalam sebuah pesiar. Karena udah sekitar 3 tahun semenjak pertama kali ke sini, gue memakai waktu gue buat keliling-keliling di dalam pesiar. Nah, ini dia denah pesiar SuperStar Virgo (klik untuk memperbesar):
 
 
 

SuperStar Virgo Deck Plan

 
 
Di dalam pesiar ini, gue selalu diingatkan untuk membawa semacam access card yang dipakai buat keluar masuk kamar dan melakukan pembayaran. Selama di pesiar, nggak ada pembayaran cash karena semuanya bakal dicatat lewat access card tersebut. Kalo lupa bawa kartu ini, udah dipastikan gue nggak akan bisa masuk kamar. Masing-masing penghuni kamar dapet satu.
 
 

Capek berkeliling, gue masuk ke kamar dan menaruh ransel, lalu langsung makan siang di restoran chinese yang bernama The Pavilion Room. Pastinya, dengan menggunakan access card di atas tadi. Nggak perlu repot-repot naik turun, karena kebetulan, restoran ini ada di lantai yang sama dengan kamar gue. Selesai makan siang, gue langsung balik lagi ke kamar buat tidur. Sementara nenek, adik kakek, dan tante gue pergi ke casino yang berada di lantai 7. Gue sendiri nggak ngerti asiknya main di casino. Jangankan casino, main uler tangga aja gue kalah mulu.


Selama tiga hari ke depan, gue bakalan ada di atas air. “Doakan saya ya,” ucap gue dari atas kasur, sambil menirukan gaya ala peserta benteng Takeshi. Gue lalu memakai kacamata 3D yang entah gue dapet dari mana. Biar nanti mimpinya ikut 3D. Kemudian, seakan terbawa suasana oleh udara dingin dari AC yang menyala di kamar, gue pun tertidur dengan pulas.


Liburan gue dimulai. Dengan tidur.

Mau dapet email setiap ada postingan baru?


This Post Has 44 Comments

  1. udah keren2 ke singapore, terus naek pesiar cuma buat tidur?? #gueajahsiniyanggantiinloliburandehyahyahyahplease #okehinialay :)))

    1. Kevin Anggara

      Yaudah gpp gantiin. Tapi tidur terus ya? Hahaha

  2. Unknown

    pesiarnya keren, vin. ajakin gue napa? -__-

    1. Kevin Anggara

      Ajak doang tapi ya. Sisanya bayar sendiri wahahaha

  3. rendjak

    Absurd, tapi menghibur, seperti biasanya. Ditunggu postingan selanjutnya, maaf baru sempet komen. Tiada hari tanpa kevinanggara.com

  4. @indrathrw

    Asle. Postingan ini cuma bikin ngiri. Gue butuh pikinik bingitz, mamaa 🙁

    btw, bakal ada cerita lanjutannya? Ditunggu ya, koko kevin.. :p

  5. Dhika

    Nyesel ah bacanya. Bikin gondok doang ini sih 🙁

    Btw, Itu nama lo ada Wirawannya vin? baru tau saya.

    1. Kevin Anggara

      Wah, bulan ini gondok terus dong tiap baca postingan gue hahaha.

      Yoyoi, nama keluarga.

  6. hawadys

    Itu interiornya kapal pesiar? o_0…..
    Itu acces card tiap setahun nambah 1 suku kata ya? 2010 Kevin Anggara. Trus 2011 Kevin Anggara Wi, 2012 Kevin Anggara Wira. Dan 2013 Kevin Anggara Wirawan. Berarti Kalo di tahun 2016 nai lagi, ntar namanya nambah lagi ya?

  7. Unknown

    Woooouuuuhhh lo liburan naik pesiar? Ikut vin. *ketinggalan ceritanya*

  8. Anonim

    Akoooh iriiiiii…. *dari lelaki yg belum pernah naik pesawat terbang dan naik kapal pesiar

  9. Admin

    Pesiar????? Pesawat aja belum

  10. Anonim

    Nama keluarganya Anggara atau Wirawan?

  11. Unknown

    Dulu bokap gawenya bolak balek singapore 😂😂 skali prgi bisa 4-6 bulan :v gue nya malah gak prnh diajak T.T

  12. Unknown

    Vin, tambahin link buat lanjutannya donk. biar gk susah gitu nyari lanjutannya.

    mungkin ada pembaca baru juga, susah nyari lanjutan ceritanya :/

Comments are closed.